Swimming Sperm

Rabu, 29 Mei 2013

Pohon Apel dan Anak Laki-laki



Dikutip dari buku Open Your Heart #Follow Your Prophet

Adasebatang pohon apel yang cukup besar dan anak laki-laki yg senang bermain disekitarnya. Anak laki-laki itu senang memanjat pohon tersebut hingga kepucuknya.Ia makan buahnya dan tidur-tiduran di bawah rindang daunnya. Ia sangatmencintai pohon apel itu, demikian pula sebaliknya.
Waktuterus berlalu. Anak laki-laki itu telah tumbuh besar dan tidak lagibermain-main dengan pohon apel tersebut. Setelah sekian lama, ia barumendatangi pohon apel itu lagi. Langkahnya gontai, wajahnya sedih. “Ayo bermainlagi denganku!” ajak pohon apel.
“Akubukan anak kecil lagi yg suka bermain-main dgn pohon,” jawabnya, “aku inginsekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”,, Pohon apelitu menyahut, “Aku pu  tak punya uang.Tapi, kau bisa mengambil semua buahku dan menjualnya. Dgn begitu, kau bisamendapatkan uang utk membeli mainan kesukaanmu.”
Anaklaki-laki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yg ada dipohontersebut dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah mendapat apa ygdiinginkannya, ia tak pernah lagi terlihat. Pohon apel itu pun kembali sedih.
Suatuhari yg panas, anak laki-laki itu terlihat kembali. Pohon apel sangat senang melihatnyadatang. “Ayo bermain dgnku lagi.” Ujarnya.
“Akutak punya waktu,” jawab anak laki-laki itu. “aku harus bekerja utk keluargaku.Kami membutuhkan rumah utk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?”
“Maafakupun tak memiliki rumah. Tapi, kau boleh menbang semua dahan dan rantingkuuntuk membangun rumahmu,” kata si pohon apel.
Anaklaki-laki itu setuju. Ia kemudian menebang semua dahan dan ranting pohon apelitu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu jg merasa bahagia melihat anaklaki-laki tersebut senang. Namun, setelah mendapatkan apa yg ia inginkan, anaklaki-laki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu lagi-lagi merasa sedihdan kesepian.
Padasuatu musim kemarau, anak laki-laki itu menampakkan dirinya. Pohon apel sangatsenang menyambutnya. “Ayo bermain lagi denganku!” ujarnya spserti puluhan tahunsebelumnya.
“Akusedih,” kata anak laki-laki itu, “aku sedah tua dan ingin hidup tenang. Akuingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberiku sebuah kapal untukberpesiar?”
Pohonapel itu menghela napas panjang. “Maaf,” ujarnya, “aku tak punya kapal. Tapi,kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membangun kapal ygkau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah!”
Takpunya banyak pilihan, anak laki-laki itu memotong batang pohon apel tersebutdan mengbahnya menjadi kapal. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah terlihatlagi.
Musimbergulir, tahun berganti. Suatu hari, anak laki-laki itu datang kembali menemuipohon apel setelah bertahun-tahun tak bersua. “Maaf,anakku,” pohon apel ituberkata lirih, butir-butir air menetes dari pelupuk matanya, “aku tak memilikiapa-apa lagi yang bisa kuberikan padamu. Yang tersisa hanya lah akar-akarkuyang sudah tua dan sekarat ini.”
“Akutak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” jawab anak laki-laki itu. “Aku hanayamembutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lamamenjelajah dunia.”
“Oh,baguslah kalau begitu. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaikuntuk berbaring dan beristirahat. Mari, mari berbaring di pelukan akar-akarkudan beristirahatlah dengan tenang.”
Anaklaki-laki itu menurut. Ia lalu berbaring di pelukan kar-akar pohon apel danmengistirahatkan tubuh serta jiwanya. Pohon apel itu sangat gembira. Bibirnyateresnyum, matanya berkaca-kaca.



Inilah kebiasaan kita dengan orang tua, terutama ibu kita,,
setelah membacanya,, apa hal terbaik yg akan kau lakukann,,???