Assalamualaiku Warahmatullah
Wabarakatuh.
Tulisan ini sebenarnya belum
pantas saya share ke kawan pembaca,
tapi karna banyaknya teman-teman yang curhat masalah ini dan juga banyak
dirasakan manusia zaman sekarang ini, saya coba membagi tulisan yang saya
angkat dari pengalaman pribadi yang juga cukup kelam. Seperi halnya perkataan
Hasan Al-Bashri “Andaikata seorang muslim tidak memberi nasehat kepada
saudaranya terkecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya
tidak akan ada pemberi nasehat.”
Galau, adalah virus yang sangat nge-hits di abad 21 ini, banyak hal yang mebuat virus itu suka singgah
dan menetap dengan kurun waktu tertentu dalam hari-hari penderitanya, salah
satu hal yang sering menjadi pemicunya adalah “Putus Cinta” karna pacaran (terutama yang dipitusin tuh). Banyak dampak yang ditimbulkan virus ini,
bahkan bisa ditulis seperti peringatan dikotak rokok, “Galau dapat menyebab frustasi, gelisah, sekolah dan kerjaan gak karuan,
bahkan terbukti sangat menggangu kesehatan, sampai bisa berujung pada kematian”
(serem ekh). Namun hal ini hanya berlaku bagi mereka-mereka yang terlalu
menikmati penggrogotan virus tersebut, berbeda halnya dengan orang-orang yang
cepat untuk mengobati dan mengurangi bahkan membuang virus tersebut dengan
istilah yang gak kalah ng-trend yaitu
Move On.
Banyak hal yang bisa dilakukan
untuk mencapai derajat Move On, jika kita googling pun banyak orang hebat yang
telah membahas tentang cara terbaik, terjitu, tercepat, bahkan termutakhir
(wkwkwkwkwk, becanda) mengatasianya. Nah kali ini saya pun akan mencoba berbagi
pengalaman mengatasi kegalauan karna “Putus Cinta”, tapi bukan dengan jalan
Move On melainkan “Hijrah”.
Biasanya galauwers memaknai Move On dengan segera melupakan mantan dan
menggantinya dengan pacar baru yang dia pilih kebanyakan hanya untuk
pelampiasan kegalauan atau bahkan balas dendam ke mantan, sehingga dicarilah
sembarang orang yang asalkan memberi perhatian kepadanya, asalkan aja pacar
baru ini, lebih cakep, lebih kaya, atau apalah yang lebih pokoknya.
Sedangkan Hijrah berbeda, Menurut Raqib Al-Isfahani seorang pakar leksiografi
Al-Quran berpendapat bahwa salah satu makna hijrah adalah meninggalkan syahwat,
akhlak yang buruk dan dosa-dosa menuju kebaikan yang diperintahkan oleh Allah
SWT.
Hal yang saya bagi ini juga bukan
berarti menunjukkan bahwa saya lebih baik atau lebih sholeh dari kawan pembaca,
melainkan hanya ingin saling berbagi dan mengajak untuk sama-sama memperbaiki
diri kearah yang lebih baik, sampai sekarang pun proses ini masih saya giat-kan,
karna masih sadar dengan kualitas diri yang masih sangat buruk. Bacalah dengan
ketenangan dan hadirkanlah dahulu keimanan dalam hati kita yah. Kalau sudah,
ayok kita mulai.
1. Berprasangka
Baik
Hal
pertama yang kita lakukan diawal kegalauan biasanya menyalahkan, dari
menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain (mantan), bahkan menyalahkan
Allah, kenapa Dia memberi cobaan seperti ini. Berprasangka baiklah pada Allah
Subhanahuwataallah, Dia lah yang maha berkehendak, dan segala keputusannya
pasti baik, sesuai dengan apa yang Dia sampaikan pada QS : Al-Baqarah : 216
“… boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak
baik bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Percayalah tak
ada yang lebih mengingikan kita menjadi lebih baik melebihi Allah, bisa saja
kau dipisahkan dengannya karena dia tak baik untuk kehidupanmu kedepan dan
pasti nanti akan diganti dengan Jodoh yang lebih barokah. Bacalah QS : An-Nur
ayat 26, disana diterangkan dengan pasti bahwa Jodoh itu layaknya cerminan
diri, asal kita berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan menjemput Jodoh
itu dengan jalan yang terbaik menurut islam, In Sya Allah pasti diberi
kemudahan, Innakalaa tukhliful mii’aad.
Pastinya bukan dengan jalan pacaran lagi yah.
2. Rubah
Orientasi Cinta
Ketika
putus cinta adalah moment terbaik untuk mengubah orientasi cinta, yang tadinya
berorientasi pada makhluk yang penuh dengan kesemuan, kepalsuan, tak abadi dan
pasti berakhir dengan kekecewaan, menjadi berorientasi kepada cinta yang
hakiki, haq, selamanya dan tak pernah mengecewakan yaitu kepada Ar-Rahmaan sang
pemilik kasih sayang. Allah adalah dzat yang Maha Pecemburu, Dia yang memenuhi
segala kebutuhan tanpa kita minta, menebar rezeki ditiap hari untuk kita
usahakan, memperhatikan dan menjaga kita dari segala yang membahayakan, namun
dengan sombongnya kita kufur akan nikmat itu, bahkan kita semasa masih pacaran
sering menyepelekan larangannya dengan seorang makhluk yang jauh derajatnya
lebih rendah, apakah itu bukan kemusyrikan ?, Allah Azza Wa Jalla berfirman dalam
Al-Qur-an yang pasti kebenarannya:
“Katakanlah,
‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu,
keluargamu,harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang khawatirkan
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai
dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai
Allah memberikan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik. (QS : At-Taubah : 24).
Tanya
lah siapa yang lebih dominan dalam hati kita, yang sering kita ingat, yang
namanya terus kita sebut, yang kita takut kehilangannya, apakah Allah ?, jika
tidak maka tunggulah janji-Nya. So ini lah waktunya untuk memperbaiki orientasi
cinta kita dan bertaubatlah kepada Allah atas segala dosa-dosa terdahulu.
Jangan pernah menghilangkan kegalauan dengan melakukan kemusyrikan yang baru,
itu hanya seperti kita mengeluh karna masuk kedalah lubang yang menyakitkan
tapi kita malah menggali lubang baru yang lebih dalam untuk kita terjuni lagi, Naudzubillah.
3. Bermanfaatlah
Usirlah
virus kegalauan itu dengan sebanyak-banyaknya menebar manfaat kepada orang
sekitar, mulailah dengan hal-hal yang sederhana, coba ingat lagi sewaktu masih
pada masa jahiliyah pacaran pasti tuh kita kurang memperhatikan peluang-peluang
manfaat yang ada disekitar, kita hanya sibuk memperhatikan si dia, walau
sebenarnya kita tahu itu tak ada kebermanfaatan sama sekali untuk kita. Jadi
mulai sekarang melangkahlah untuk lebih peka, berbagilah dalam kebaikan karna
Allah maka kau pun akan dinaungi dengan kebahagian yang sesungguhnya.
Diriwayatkan
dari Jabir berkata, “Rasuullah
Sallaullahualaihiwasalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak
ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersifat ramah. Dan sebaik-baiknya manusai
adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lain,” (HR. Thabrani dan
Daruquthni).
Habiskan
waktumu dengan hal-hal bermanfaat, misalnya mengencangkan ibadah yang sudah
mulai longgar, mengikuti kegiatan relawan, melanjutkan hobi positif yang
kemarin terlalaikan atau apapun selama itu dalam kebaikan. Jangan lagi kau habiskan dengan hal yang
sia-sia, seperti mendengarkan musik-musik galau yang cenderung musyrik, curhat
kesana kemari mencari perhatian orang yang sungguh tak akan mengurangi rasa
galau tersebut, atau bahkan sibuk mengejar target pacar baru dengan segera
hahahahaiii.
4. Bungkus
Setelah
melakukan langkah-langkah diatas pastilah kehidupan kita akan
berangsur-angsur menjadi lebih baik, namun
tidak bisa dipungkiri kenangan indah nan semu yang dulu ada masih akan sering
muncul hadir mengusik ketegaran hati. Nah sistem bungkus ini bisa diterapkan
untuk mengatasinya. Singkirkan segala hal yang dapat mengingatkan kita dengan
kejahiliayahan masa lalu, syaitan tak akan pernah diam untuk menggoda kita
untuk mengingat apapun yang akan menjerumuskan kita, jika ada kenangan yang
hadir segera bungkus dan serahkan ke Allah, mintalah dengan berdo’a agar diberi
keteguhan iman untuk tak terjerumus lagi kedalam kenistaan, jika melihat hal
yang berhubungan dengan dia segera delete, tekan terus sampai ketitik tidak
mendominasi. In Sya Allah pasti diberi kemudahan.
Nabi Sallaullahualaihiwasalam, sudah
memberikan petunjuk tentang nikmatnya iman, yang diriwatayakan oleh Anas r.a.,
dari Rasuullah Sallaullahualaihiwasalam.,
beliau bersabda :” Ada tiga hal yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan
mendapatkan manisnya iman : 1. Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dia
cintai dari selain keduanya., 2. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak
mencintainya kecuali karena Allah., 3. Dan dia benci kembali kepada kekufuran
seperti dia benci bila dilemparkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukhari :
16).
Itulah
empat hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk membuang kegalauan putus cinta
karena pacaran dengan jalan Hijrah. Hijrah dari masa jahiliyah ke masa yang
terang menderang, dan tentu sebenarnya banyak hal lain lagi yang bisa kita
lakukan tinggal ditambahkan saja dalam prosesnya.
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah)
hati menjadi tenang". (QS Ar-Ra'd ayat 28.), sehingga tak mungkin ada
ketenangan saat mengingat makhluknya. Ingatlah di dalam islam tak ada anjuran
pacaran, banyak orang beranggapan pacaran adalah masa perkenalan untuk memasuki
gerbang pernikahan. STOP !! jangan samakan. Pernikahan itu penuh akan
keberkahan dari Allah, sedangkan pacaran itu penuh dengan kemaksiatan dan azab
dari Allah, coba tanyakan dalam hati kita mungkinkah keberkahan bisa diperoleh
dengan jalan kemaksiatan?.
Bagi kawan pembaca yang sekarang masih pacaran, pelajarin bener-bener 4 hal
diatas, buat persiapan nanti wkwkwkwkwk. Jikalau masalah dahsyatnya azab
pacaran bisa di googling aja sudah
banyak orang-orang berilmu yang menerangkannya, tinggal kita aja
lagi yang mau membuka hati atau tidak untuk menerimanya.
Segala yang
benar dalam tulisan ini datangnya dari Allah Subhanahuwatalla, yang saya dapat
dari orang-orang berilmu, saya hanya meneruskan kebenaran itu, sedangkan
kesalahan dalam tulisan ini murni karna kelalaian saya pirbadi, mohon maaf
apabila ada salah, tak ada sedikitpun menyinggung kawan-kawan pembaca, hanya
ingin berbagi dalam kebaikan, semoga Allah Jalla Jallaluhu memberikan Hidayah
kepada kita yang membacanya, Amin ya Robbal Alamin. Semangat Hijrah #IndonesiaTanpaPacaran
Wassalamualaikum
Warhamatullah Wabarakuh.