Swimming Sperm

Kamis, 24 September 2015

Kue Bolu, Handphone dan Sedekah

Sebelum dibaca,  saya cuma mau menekankan bahwa ini  sungguh ini bukan bermaksud untuk ria atau bahasa gaulnya pamer, cukup ambil hikmah dari apa yang saya bagi dengan kejadian hari ini.
Hari ini 9 Dzhulhizah 1436 H / 23September 2015

Kriing…. Kriiinggg… alarm handphone kecil sudah menendang-nendang gendang telinga saya untuk menyuruh saya bangun dipukul 3.10 am. “Okeh fine,!! Saya akan bangun” tegas saya dalam hati.
Kurang lebih seperti itulah pagi yang saya selalu lalui ditiap bergantinya tanggal di lembaran kalender. Namun pagi ini semangat yang ada dalam diri berbeda dari biasanya, terasa lebih pekat konsentrasinya (kimia bgt), mungkin karna di hari yang special menurut agama saya ini, banyak big planning yang sudah masuk dalam kantong baju kerja saya.

Mentarisudah mulai bangkit beberapa derajat, dari tempat persembunyiannya, seraya menyuruh saya untuk segera memulai mengeluarkan satu-persatu rencana yang dari tadi nangkring dikantong. Dengan seabrek kresek yang menggantung santai di gantungan matic, saya telusuri kembali jalan ibu kota provinsi ini yang penuh dengan asap dan debu, salah satu dr sekian banyak kresek itu menyimpan hal yang mungkin kalau dari segi “Keterduniaan”biasa aja, tapi kalau dari sisi “Keterakhiratan” itu hyper super sangat BERHARGA banget-nget (hehehe lebay), yah salah satu rencana besar saya hari itu adalah untuk menukar Celengan Sedekah milik saya dan salah seorang teman, celengan itu milik suatu badan amil zakat yang cukup terkenal di negara seribu pulau ini. Namun sebelum sampai ke tempat penukaran,saya singgah di beberapa toko untuk membeli beberapa barang keperluan kantoryang hari itu kudu saya sediakan.

Tak sengaja mata melirik lingkaran speedometer si matic yang saya tunggangi, “sepertinya kau kehausan cuy,, ayok kita minum dulu” berkata mesra pada si matic. Saya belokkan lehernya ke sebuah SPBU di pinggiran jalan Juanda. Sambil menunggu antrian yang tak seperti ular tapi hanya seperti ulat, sesaat itu hati saya terkesima dengan sosok pemuda yang hanya dengan melihat kita sudah dapat menyimpulkan bahwa (maaf) dia tak sempurna dalam segi mental walau fisik bisa dibilang lengkap seperti yang lain. Pemuda putih yang memakai celana “cingkrang” dengan rambut kriting serta sedikit kurus itu bukanlah peminta-minta, melainkan dia seorang pedagang Kue Bolu, seketika begejolak rasa malu dan takjub dalam hati. Dengan semangat ditawarinya “setiap” rider  yang selesai mengisi tangki bahan bakarnya hingga tibalah giliran saya,
Pemuda           : Mas kue bolu nya ? (menyodorkan kue bolu yang sudah dibungkus rapi dalam plastic mika)
Saya               : Berapaan mas ? (menepikan motor setelah mengisi bensin, dalam hati saya semakin tercengang ternyata dia sangat pandai, di bicara denga nada yang jelas dan lancar walau pandangannya terkadang “lari”)
Pemuda           : 5000 aja mas ? (masih dengan pandangan lari)
Saya               : oh saya minta dua yah mas. (sambil tersenyum dan memberi uang 20 rb rupiah).
 Walau jujur sebenarnya saya sedang tidakmembutuhkan kue yang dia jual tapi saya anggap biarlah saya bersedekah hari ini, toh saya gak bakal rugi dengan membeli kue nya.
Karna baru memberi saya satu bungkus, dia kembali ketempat dagangannya dan mengambil satu lagi bersama kresek pembungkusnya. Setelah itu hati saya dipukulnya lagi, ternyata diabener-bener pandai, dengan mudah dia memberikan kembalikan yang sesuai dengan yang seharusnya saya terima, Masya Allah. Sambil merasa sangat bahagia saya kembali melanjutkan perjalanan kebarat mecari kitab suci, eehh lain becandakiranya  Sunggokong kah hehehe,

Tak lama roda si matic bergelinding dariTKP pertemuan pemuda itu saya sudah sampai ke tujuan penukaran celengan (walau sempat nyasar), tak begitu lama saya di kantor badan amil zakat tersebut, gak juga sempat baring istirahat atau sekedar mengembalikan posisi tulang punggung yang berantakan, saya segera melanjutkan perjalanan. Tanpa disadar deretan “Pahlawan”dalam dompet saya telah berguguran selama perjalanan perang, tinggalah sepasang Tuanku Imam Bonjol dan Pengeran Antasari yang menghibur saku celana saya. Okeh saya putuskan untuk memanggil “mereka” lagi di sebuah ATM terdekat disekitaran Jl. Sirad Salman. Dengan rasa bahagia yang berlipat-lipat dalam hati karna banyak hal super yang saya alami hari ini, dan semangat serta sikap buru-buru (emank gitu kalau terlalu semangat dan bahagia jadi buru-buru bawaannya), sampailah digerai ATM yang ada di halaman sebuah supermarket atau toko furniture (saya gak ingat jelas) dan seketika itu juga keluaranlah sang pahlawan dari pulau Bali yang memberi perpanjangan nafas saya. Tanpa rasa ada bersalah saya menyalakan kembali si tunggangan biru dan mencari satu barang lagi sebelum nantinya balik ke sarang.


Sesampainya disebuah toko komputer di daerah pembangunan, yang tadi nya rencana mau belibarang terakhir malah celingak celinguk saya mencari barang, yah,, ada yang hilang dalam dekapan saya, handphone besar (nama dari handphone Android) saya tidak ada, pikiran sudah kebingungan membongkar tumpukan-tumpukan ingatan sambil bertanya “jatoh dimana?, Tertinggal dimana?, atau ada yang nyopet?”,hati pun kena efek Gegana, tanpa lagi memperdulikan mba nya yang jualan, langsung saya putar keras genggaman gas simatic, sambil terus berfikir, dan akhir nya si otak menemukan sebuah ingatan di dasar jurang otak yang terdalam dan gelap #caaillaahhh, “oh iya ketinggalan di atasmesin ATM”, serasa kesurupan dijalan Anggur yang sempit si matic menyalip apapun yang ada di depannya, sang hatipun tak ingin tinggaldiam, dengan lembut dia menghibur dan berkata,
“tenanglah,segala yang diperoleh Halal itu pasti gak bakal hilang, kalaupun hilang berarti ada pengganti yang lebih baik”, “okeh hati, I belive you, tapi itu lumayan ekh harganya, kalau hilangkan bisa pusing pala berbie ekhh kepala saya, dan ini sudah berapa lama saya tinggal ia sendiri disana” ucap saya.
Jarak yang jauh dan kemacetan yang serasa ketawa mengolok-olok tak lagi saya indahkan, harapan saya cuma satu, ketika tangan ini membuka pintu gerai ATM mata ini masih melihat si hp lagi berbaring tenang di atas mesin ATM itu. Ciiiittttt sampailah saya di depan gerai dan segera mendobrak pintunya, dan ternyataaaa,,,,,, ternyataaaaa,,,,,,, Alhamdulillah,, Terimakasih ya Allah si Hp besar telah raip tiada lagi bersantai ria ditempat terakhir saya meletakkannya, dengan wajah yang sedikit sedih saya keluar dari gerai, tiba-tiba DUAARRRR pintu gerai yang saya dobrak tadi roboh dan pecah wkwkwkwkw #becanda.
Bukan pintu yang roboh tapi hati saya yang kembali dirobohkan, oleh sesosok lelaki setengah baya yang masih menggunkan helm dan masker menutupi wajahnya, Nampak kulitnya yang gelap dan sedikit kusam karna selalu berinteraksi dengan udara jalanan, tak lupa baju dinas biru muda lusuh dan juga tak kalah kusam warnya sudah, turut menjelaskan betapa dia adalah seorang pekerja keras. Dia menghapiri saya dan bertanya,
Lelaki             : Mas nyari hp ketinggalan yah ?
Saya               : iyah mas bener, (sontak menjawab dengan harap dan bahagia)
Lelaki                : iyah ini saya nemuin tadi di dalam(sambil menyodorkan Hp besar hasil jerih payah saya yang belum setahun menemani saya)
Saya               : Wah bener mas ini Hp saya,terimakasih banyak mas tapi maaf saya gak bisa ngasih apa-apa ini ekhhh
Lelaki             : gak usah mas, gak apa kebetulansaya petugas ATM nya ini (dia perugascleaningservice ATM Bank tersebut) saya tadi juga lapor ke kantor didalam siapa tau ada yang merasa kehilangan hp bisa hubungin saya, nomor telfon saya juga sudah saya kasih padahal didalam tuh.
Saya               : wah iyah mas terima kasih yah,tadi saya buru-buru banget pang sehabis narik uang di ATM, sekali lagi terimaksih banyak mas.
Dengan segera diengkol Supra nya dan tak lupa dilemparkannya senyum dan salam kepada saya yang menunggunya jalan terlebih dahulu.

Banyak hal dahsyat yang saya alami hari ini, dan saya kembali teringat sebuah tausiyah yang mengatakan bahwa Sedekah sesorang itu akan menghidarkannya dari segala musibah, Sedekah itu seperti payung yang akan melindunginya dari derasnya hujan, yah itu lah yang terbesit dalam fikiran saya selama perjalanan pulang sambil terus berucap Alhamdulillah.
Pelajaranyang bisa kita peroleh :
1.     Dari seorang pemuda yang memiliki kekurangan yang tak pernah berpangku tangan dengankeadaannya, dia tetap semangat mengais rezki dari Ar-Razaq dengan cara yang mulia, malulah kita yang sering bermalas-malasan dan banyak mengeluh dalam menjalani hidup ini dalam mencari rezki sang Ilahi. Ingatlah tiap-tiap manusia telah membawa rezkinya masing-masing ketika dia dilahirkan tinggal manusia itu mau berusaha mengabilnya atau tidak
2.     Dari sang Lelaki separuh baya yang memiki kejujuran yang sangat mengagumkan, walau dengan kekurangan ekonomi yang sangat tergambar dari raut wajahnya, namun kebaikan hati menunggu saya datang dan mengembalikan barang yang bukan milknya, itu yang memuliakan dan sebenarnya dia adalah orang yang sangat kaya akan hatinya.
3.     Sedekah. bersedekahlah karna sesungguhnya harta kita itu adalah apa yang kita sedekahkan bukanlah apayang kita simpan. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah mengatakan “Sesungguhnya sedekah bisa memberikan pengaruh yang menakjubkan untuk menolak berbagai macam bencana sekalipun pelakunya orang yang fajir (pendosa), zhalim, atau bahkan orang kafir, karena Allah akan menghilangkan berbagai macam bencana dengan sedekah tersebut.”


Semoga bermafaat....

Maaf tulisannya biasa banget,, heheheheh

Kamis, 03 September 2015

Ketegasan ??? Kecerdasan ???

Hari ini 2 September 2015 saya inginmeceritakan suatu kejadian yang sebenarnya tidak asing lagi di “telinga” saya,namun sangat asing di “Mata” saya, yah mungkin bagus judulnya ini, “KETEGASAN.?KECERDASAN.?”
Sepertihari biasa dengan pakaian rapi saya telah duduk dikursi dan membuka pekerjaansaya yang hari  sebelumnya telah sayacicil, Seketika saya melihat Jarum jam yang mililit pergelangan tangan kala itusudah menujukkan angka 10 lewat 20 menit, malam sebelumnya saya sudah berencanabahwa besok pagi ada hal penting yang ingin saya beli di suatu toko buku dipusat perbelanjaan di Kota Rantauan saya. Dengan segera mengambil jaketangkatan yang tampak sangat lusuh dan kusam (sy hampir gak pernah jalan gakpake jaket, panas) dan kunci motor, saya keluar dan tak lupa sepasang sepatukulit hitam setia menemani. Dengan tenang saya menyalakan motor dan segeramenuju tujuan dengan jalan yang selalu saya lewati, menikmati panas yang memangdi jam segitu kota yang 5 tahun saya tempati memiliki cuaca yg panas sertakemacetan yang tak pernah absen ditiap harinya. Tujuan saya sudah hampir dekat,tiba-tiba tebulalak saya melihat sepasang “rompi hijau” yang menyala-nyala,eiitss itu bukan tukang parkir yah, itu adalah sepasang petugas Polantas yangsedang menjalani patroli (“katanya”).Dia menggunakan isyarat jari telunjuknyauntuk meminta saya menepi, ciiiiit rem saya tekan keras-keras.POL 1      : Selamat siang pak, maaf mengganggu perjalanannya.Didepan sana ada rambu bahwa dilarang melewati jalan ini dari arah sana bapak melanggar.
Saya       : (Bengong, teheran) oh iya kah pak, maafsaya tak melihat (dalam hati berfikir keras, beneran kah ada rambu dilaringmelintas disana)
POL  1    : Bisa lihat surat-suratnya.?
Saya       : (mengeluarkan dompet yang tebal,sebenarnya nota dan kartu aja isinya) ini pak STNK dan SIM saya (menyodorkan)
POL  1     : Okeh, bapak tau Bank KALSIM Jl.AbangLong (disamarkan heheheh) nanti ambil Surat-suratnya POS saya deket disana
Saya       : (Sambil mikir saya) Bank Kalsim ya ohhambil disana pak, okeh tapi surat tilang nay gak ada kah ini, karna saya masihjalan kesana kemari sampe siang. (karna memang saya itu belum sampe ketempattujuan saya)
POL       : Iya gak apa pak, kami sampe malamdisana (sambil menyalakan motornya Mereka Jalan,) Brruum suara motor metic yangmereka pake.
Sayahanya bilang okeh dengan wajah yang sedikit kesel, kenapa pas saya kena merekapergi, gak nyari “mangsa” lagi sampe seabrek. hehehe
Dengantak ingin memikirkan hal tadi saya melanjutkan tujuan, dan ternyata saya gakketemu tuh dengan barang yang ingin dicari. seketika terbesit dalam pikiran“Allah sudah mengatur ini semua, tak adayang kebetulan”.
Dengansegera saya menuju kaetempat Janjian kami “Ngedate” #priikitiww. Saya sempatidengan rasa penasaran, melihat rambu yang saya langgar tadi, ternyata benardisitu ada Rambu dilarang lewat, dengan keadaan yang sangat amat memprihatinkan(ampe sedih saya ngeliatnya), Rambu yang kusam bahkan hampir merah dan putihnyaitu menyatu bergradasi dengan indah. Setibanya disana tampat ketemuan ternyatabanyak tuh yang janjian sama si bapak-bapak Pol nya, beberapa orang sudahkeluar masuk dengan wajah kecewa. Ternyata sampai lah ke giliran saya, yangsebelumnya ada ibu yang menyerobot antrian dengan alasan yang sangat keren (alaibu-ibu) “pak saya mau jemput anak saya, kasian dia sudah mau pulang” saya punmengalah. Kami berlima (Saya, SI Ibu, POL 1, POL 2, POL 3) ada didalam sebuahruangan yang berukuran sekitar 3x3 Meter yang terletak di pinggir jalan. Disaatitulah kejadian yang tak ASING sebenarnya di “telinga” saya, karna seringmendengar dari orang-orang disekitar saya, namun sangat amat ASING di “mata”saya, karna yah kebetulan saya termasuk pengendara yang “cukup” taat aturan,kepuhunan aja tadi tuh kena tilang hehehe.
Si Ibu                     : Gak kurang lagi kah itupak.? (dengan nada memelas dan memaksa)
POL 2                     : itu sudah dibantu bu,tadi tuh dendanya 500K (Ala Shop Online), sudah di jadiin 250K, ya kan. (sambilmeminta dukungan   pernyataan ke Pol 1)
Si Ibu                     : 200K aja gin yah pak(kali ini dengan nada menggoda) hehehehe
POL 2                     : Ya sudah, ya sudah (denganmimik tak ingin lagi menlanjutkan tawar manawar)
Si Ibu                     : Ini pak denganmengeluarkan lembaran “I Gusti Ngurah Rai” di ruangan itu..
Kalaudikota asal saya biasanya uangnya di transfer, tp gak tau kalau dikota rantauansaya ini
Disisilain di POL 1 melihatkan saya mengenai pasal-pasal pelanggaran dan besarandenda, saya hanya mengiakan dengan tujuan tak mau berdebat lebih panjang karnitu Pasal sudah pasti baik. kemudian dia menyuruh saya untuk melanjutkan urusanke POL 2, hingga inti nya saya memilih ikut sidang dari pada harus mengeluarkanUang di ruangan itu, walaupun harus ada option tawar menawar. Dengan ramah siPOL 2 mengisi biodata saya sepertinya dia bener-bener ingin mengenal diri sayalebih dalam #LOL. Dan akhir nya dapatlah saya sebuah surat yang seumur hidupbaru ini saya dapatkan, itu bukanlah surat cinta melainkan surat sidang yangharus saya ikuti bulan depan.
Inikisah saya, disini terbesit kenyataan betapa telah hilangnya rasa KETEGASANseorang Oknum yang mencoreng GAGAH nya seragam abu-abu dangan rompi hijau itu.dan Kecerdasan seoranga Terdakwa yang menyokong kerusakan hukum di negara ini. Sepertilingkaran setan yang tak akan pernah berhenti berputar saling menyokong dlmkeboborokan.
JadilahPolisi yang tegas, ingat sumpahmu untuk negeri ini,, dan jadilah Terdakwa yangCerdas dengan mengikuti aturan negeri ini. Membuat sebuah PASAL perlu pemikirnayang sangat berat dan lama. jangan kau jatuhkan HARGA nya dengan tawar-menawarseperti membeli Ikan dipasar.
Angkat topi buat Polisi yang menghidupi keluarganyadengan jalan yang Jujur dan Halal, butmaaf saya gak punya topi untuk mereka yang menganggap remeh sebuah kewajiban (belum beli).