Swimming Sperm

Jumat, 16 Oktober 2015

“GALAU ? Don’t MOVE ON, HIJRAH Lah”


Assalamualaiku Warahmatullah Wabarakatuh.
Tulisan ini sebenarnya belum pantas saya share ke kawan pembaca, tapi karna banyaknya teman-teman yang curhat masalah ini dan juga banyak dirasakan manusia zaman sekarang ini, saya coba membagi tulisan yang saya angkat dari pengalaman pribadi yang juga cukup kelam. Seperi halnya perkataan Hasan Al-Bashri “Andaikata  seorang muslim tidak memberi nasehat kepada saudaranya terkecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada pemberi nasehat.
Galau, adalah  virus  yang sangat nge-hits di abad 21 ini, banyak hal yang mebuat virus itu suka singgah dan menetap dengan kurun waktu tertentu dalam hari-hari penderitanya, salah satu hal yang sering menjadi pemicunya adalah “Putus Cinta” karna pacaran (terutama yang dipitusin tuh).   Banyak dampak yang ditimbulkan virus ini, bahkan bisa ditulis seperti peringatan dikotak rokok, “Galau dapat menyebab frustasi, gelisah, sekolah dan kerjaan gak karuan, bahkan terbukti sangat menggangu kesehatan, sampai bisa berujung pada kematian” (serem ekh). Namun hal ini hanya berlaku bagi mereka-mereka yang terlalu menikmati penggrogotan virus tersebut, berbeda halnya dengan orang-orang yang cepat untuk mengobati dan mengurangi bahkan membuang virus tersebut dengan istilah yang gak kalah ng-trend yaitu Move On.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai derajat Move On, jika kita googling pun banyak orang hebat yang telah membahas tentang cara terbaik, terjitu, tercepat, bahkan termutakhir (wkwkwkwkwk, becanda) mengatasianya. Nah kali ini saya pun akan mencoba berbagi pengalaman mengatasi kegalauan karna “Putus Cinta”, tapi bukan dengan jalan Move On melainkan “Hijrah”.
Biasanya galauwers memaknai  Move On dengan segera melupakan mantan dan menggantinya dengan pacar baru yang dia pilih kebanyakan hanya untuk pelampiasan kegalauan atau bahkan balas dendam ke mantan, sehingga dicarilah sembarang orang yang asalkan memberi perhatian kepadanya, asalkan aja pacar baru ini, lebih cakep, lebih kaya, atau apalah yang lebih pokoknya. Sedangkan Hijrah berbeda, Menurut Raqib Al-Isfahani seorang pakar leksiografi Al-Quran berpendapat bahwa salah satu makna hijrah adalah meninggalkan syahwat, akhlak yang buruk dan dosa-dosa menuju kebaikan yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Hal yang saya bagi ini juga bukan berarti menunjukkan bahwa saya lebih baik atau lebih sholeh dari kawan pembaca, melainkan hanya ingin saling berbagi dan mengajak untuk sama-sama memperbaiki diri kearah yang lebih baik, sampai sekarang pun proses ini masih saya giat-kan, karna masih sadar dengan kualitas diri yang masih sangat buruk. Bacalah dengan ketenangan dan hadirkanlah dahulu keimanan dalam hati kita yah. Kalau sudah, ayok kita mulai.

            1.       Berprasangka Baik


Hal pertama yang kita lakukan diawal kegalauan biasanya menyalahkan, dari menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain (mantan), bahkan menyalahkan Allah, kenapa Dia memberi cobaan seperti ini. Berprasangka baiklah pada Allah Subhanahuwataallah, Dia lah yang maha berkehendak, dan segala keputusannya pasti baik, sesuai dengan apa yang Dia sampaikan pada QS : Al-Baqarah : 216 
“… boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.
Percayalah tak ada yang lebih mengingikan kita menjadi lebih baik melebihi Allah, bisa saja kau dipisahkan dengannya karena dia tak baik untuk kehidupanmu kedepan dan pasti nanti akan diganti dengan Jodoh yang lebih barokah. Bacalah QS : An-Nur ayat 26, disana diterangkan dengan pasti bahwa Jodoh itu layaknya cerminan diri, asal kita berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan menjemput Jodoh itu dengan jalan yang terbaik menurut islam, In Sya Allah pasti diberi kemudahan, Innakalaa tukhliful mii’aad. Pastinya bukan dengan jalan pacaran lagi yah.

2.       Rubah Orientasi Cinta


Ketika putus cinta adalah moment terbaik untuk mengubah orientasi cinta, yang tadinya berorientasi pada makhluk yang penuh dengan kesemuan, kepalsuan, tak abadi dan pasti berakhir dengan kekecewaan, menjadi berorientasi kepada cinta yang hakiki, haq, selamanya dan tak pernah mengecewakan yaitu kepada Ar-Rahmaan sang pemilik kasih sayang. Allah adalah dzat yang Maha Pecemburu, Dia yang memenuhi segala kebutuhan tanpa kita minta, menebar rezeki ditiap hari untuk kita usahakan, memperhatikan dan menjaga kita dari segala yang membahayakan, namun dengan sombongnya kita kufur akan nikmat itu, bahkan kita semasa masih pacaran sering menyepelekan larangannya dengan seorang makhluk yang jauh derajatnya lebih rendah, apakah itu bukan kemusyrikan ?, Allah Azza Wa Jalla berfirman dalam Al-Qur-an yang pasti kebenarannya:
 “Katakanlah, ‘Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu,harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS : At-Taubah : 24).

Tanya lah siapa yang lebih dominan dalam hati kita, yang sering kita ingat, yang namanya terus kita sebut, yang kita takut kehilangannya, apakah Allah ?, jika tidak maka tunggulah janji-Nya. So ini lah waktunya untuk memperbaiki orientasi cinta kita dan bertaubatlah kepada Allah atas segala dosa-dosa terdahulu. Jangan pernah menghilangkan kegalauan dengan melakukan kemusyrikan yang baru, itu hanya seperti kita mengeluh karna masuk kedalah lubang yang menyakitkan tapi kita malah menggali lubang baru yang lebih dalam untuk kita terjuni lagi, Naudzubillah.

3.       Bermanfaatlah


Usirlah virus kegalauan itu dengan sebanyak-banyaknya menebar manfaat kepada orang sekitar, mulailah dengan hal-hal yang sederhana, coba ingat lagi sewaktu masih pada masa jahiliyah pacaran pasti tuh kita kurang memperhatikan peluang-peluang manfaat yang ada disekitar, kita hanya sibuk memperhatikan si dia, walau sebenarnya kita tahu itu tak ada kebermanfaatan sama sekali untuk kita. Jadi mulai sekarang melangkahlah untuk lebih peka, berbagilah dalam kebaikan karna Allah maka kau pun akan dinaungi dengan kebahagian yang sesungguhnya. 

Diriwayatkan dari Jabir berkata, “Rasuullah Sallaullahualaihiwasalam bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersifat ramah. Dan sebaik-baiknya manusai adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia lain,” (HR. Thabrani dan Daruquthni).
Habiskan waktumu dengan hal-hal bermanfaat, misalnya mengencangkan ibadah yang sudah mulai longgar, mengikuti kegiatan relawan, melanjutkan hobi positif yang kemarin terlalaikan atau apapun selama itu dalam kebaikan.  Jangan lagi kau habiskan dengan hal yang sia-sia, seperti mendengarkan musik-musik galau yang cenderung musyrik, curhat kesana kemari mencari perhatian orang yang sungguh tak akan mengurangi rasa galau tersebut, atau bahkan sibuk mengejar target pacar baru dengan segera hahahahaiii.

4.       Bungkus


Setelah melakukan langkah-langkah diatas pastilah kehidupan kita akan berangsur-angsur  menjadi lebih baik, namun tidak bisa dipungkiri kenangan indah nan semu yang dulu ada masih akan sering muncul hadir mengusik ketegaran hati. Nah sistem bungkus ini bisa diterapkan untuk mengatasinya. Singkirkan segala hal yang dapat mengingatkan kita dengan kejahiliayahan masa lalu, syaitan tak akan pernah diam untuk menggoda kita untuk mengingat apapun yang akan menjerumuskan kita, jika ada kenangan yang hadir segera bungkus dan serahkan ke Allah, mintalah dengan berdo’a agar diberi keteguhan iman untuk tak terjerumus lagi kedalam kenistaan, jika melihat hal yang berhubungan dengan dia segera delete, tekan terus sampai ketitik tidak mendominasi. In Sya Allah pasti diberi kemudahan.

 Nabi Sallaullahualaihiwasalam, sudah memberikan petunjuk tentang nikmatnya iman, yang diriwatayakan oleh Anas r.a., dari Rasuullah Sallaullahualaihiwasalam., beliau bersabda :” Ada tiga hal yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman : 1. Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya., 2. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah., 3. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilemparkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukhari : 16).

Itulah empat hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk membuang kegalauan putus cinta karena pacaran dengan jalan Hijrah. Hijrah dari masa jahiliyah ke masa yang terang menderang, dan tentu sebenarnya banyak hal lain lagi yang bisa kita lakukan tinggal ditambahkan saja dalam prosesnya.
"Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah (zikrullah) hati menjadi tenang". (QS Ar-Ra'd ayat 28.), sehingga tak mungkin ada ketenangan saat mengingat makhluknya. Ingatlah di dalam islam tak ada anjuran pacaran, banyak orang beranggapan pacaran adalah masa perkenalan untuk memasuki gerbang pernikahan. STOP !! jangan samakan. Pernikahan itu penuh akan keberkahan dari Allah, sedangkan pacaran itu penuh dengan kemaksiatan dan azab dari Allah, coba tanyakan dalam hati kita mungkinkah keberkahan bisa diperoleh dengan jalan kemaksiatan?.
Bagi kawan pembaca yang sekarang masih pacaran, pelajarin bener-bener 4 hal diatas, buat persiapan nanti wkwkwkwkwk. Jikalau masalah dahsyatnya azab pacaran bisa di googling aja sudah banyak orang-orang berilmu yang menerangkannya, tinggal kita aja lagi yang mau membuka hati atau tidak untuk menerimanya.

Segala yang benar dalam tulisan ini datangnya dari Allah Subhanahuwatalla, yang saya dapat dari orang-orang berilmu, saya hanya meneruskan kebenaran itu, sedangkan kesalahan dalam tulisan ini murni karna kelalaian saya pirbadi, mohon maaf apabila ada salah, tak ada sedikitpun menyinggung kawan-kawan pembaca, hanya ingin berbagi dalam kebaikan, semoga Allah Jalla Jallaluhu memberikan Hidayah kepada kita yang membacanya, Amin ya Robbal Alamin. Semangat Hijrah #IndonesiaTanpaPacaran
Wassalamualaikum Warhamatullah Wabarakuh.

4 komentar: